Menatap Tantangan Integrasi Nasional
Posisi
silang negara Indonesia :
1. Penduduk Indonesia berada diantara daerah berpenduduk
padat di utara dan daerah berpenduduk jarang di selatan.
2.
Ideologi
Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
3. Demokrasi
Pancasila berada diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi
Indonesia berada diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi
kapitalis di selatan.
5. Masyarakat
Indonesia berada diantara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
6.
Kebudayaan
Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan.
7.
Sistem
pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara sistem pertahanan continental
di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
1.
Ancaman Militer
Ancaman militer adalah ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai
kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa. Antara lain :
a. Agresi : mengancam
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia
b.
Invasi
: bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer
bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia.
c.
Pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara
dan daratan) Indonesia oleh negara lain.
d.
Pemberontakan bersenjata: pada dasarnya
merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam
negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh kekuatan asing,
baik secara terbuka maupun secara tertutup.
e.
Sabotase
: menghalangi prosedur dan merusak kelancaran kerja
f. Spionase : penyelidikan secara rahasia terhadap data kemiliteran
dan data ekonomi serta data politik negara lain; segala sesuatu yang
berhubungan dengan tindakan memata-matai pihak lain.
g.
Aksi
teror bersenjata
2.
Ancaman
Non-Militer
a.
Ancaman
di Bidang Ideologi
Secara umum Indonesia
menolak dengan tegas paham komunis dan zionis. Akibat dari penolakan tersebut,
tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat dikatakan tidak dirasakan
oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil ukurannya.
Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari
pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme.
b.
Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang politik dapat
bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di
bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik
terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh
pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang
berasal dari luar negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang
memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
c.
Ancaman
di Bidang Ekonomi
Adapun pengaruh
negatif globalisasi ekonomi yang dapat menjadi ancaman kedaulatan Indonesia
khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya:
1) Indonesia
dibanjiri barang-barang dari luar seiring perdagangan bebas dan mengakibatkan semakin terdesaknya
barang-barang lokal / tradisional, karena
kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
2) Cepat
atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, karena
semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia,
3)
Timbulnya
kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas.
4) Sektor-sektor
ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit
berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin
ditinggalkan, sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
5)
Memperburuk
prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
d.
Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman
dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan
ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan,
seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan
manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
nasionalisme, dan patriotisme. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari
pengaruh negatif globalisasi, diantaranya adalah:
1) Munculnya
gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri.
2) Munculnya
sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai
kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas,
foya-foya dan sebagainya.
3) Adanya
sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu
menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya.
4) Munculnya
gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada
budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang
biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini, lelaki memakai
anting-anting dan sebagainya.
5) Semakin
memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan
sosial.
6)
Semakin
lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Strategi Mengatasi Ancaman di
Bidang Ideologi dan Politik
1)
Mengembangkan
demokrasi politik.
2)
Mengaktifkan
masyarakat sipil dalam arena politik.
3) Mengadakan
reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya secara
baik dan benar.
4)
Memperkuat
kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
5)
Menegakkan
supremasi hukum.
6)
Memperkuat
posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
Strategi Mengatasi Ancaman di
Bidang Ekonomi
1) Sistem
ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2) Pertanian
dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan
baku dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar negeri.
3) Diadakan
perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya segala
sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah dan
terjangkau.
4) Tidak
bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia dan WTO.
5) Mempererat
kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama mengahadapi
kepentingan negara-negara maju.